7. Tesis Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan (Bappenas,2007). Kesehatan sebagai investasi sangat berkaitan dengan indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Laporan UNDP 2005 menempatkan Indonesia berada pada urutan ke 110 dari 117 negara, dimana hanya satu tingkat diatas Uzbekistan dan dua tingkat dibawah Vietnam. Ini menggambarkan bahwa
kualitas pertumbuhan pembangunan bangsa Indonesia saat ini belum menggembirakan (Menkes, 2006).
kualitas pertumbuhan pembangunan bangsa Indonesia saat ini belum menggembirakan (Menkes, 2006).
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilakukan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Peranan tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sangatlah penting khususnya sebagai tenaga pelaksana pelayanan kesehatan, sehingga wajarlah jika kinerja tenaga kesehatan sabagai salah satu penentu keberhasilan dalam pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan seoptimal mungkin dan didukung oleh adanya tenaga kesehatan itu sendiri yang memadai.
Upaya pelayanan kesehatan merupakan salah satu strategi pokok pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah desentralisasi bidang kesehatan yang pada intinya adalah penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan harus diangkat dari masalah dan potensi spesifik dari masing-masing daerah. Dalam penyelenggaraan desentralisasi ini, pemerintah daerah (Pemda) dituntut untuk mampu mengatur system pemerintah termasuk perangkat organisasi sumber daya manusia (Depkes, 1999).
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan, salah satunya dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yaitu setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau ber-sama-sama dalam satu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Azwar, 1996).
Salah satu bentuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilaksanakan adalah melalui pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat terdepan yang menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang bermutu, merata dengan peran serta masyarakat secara aktif (Musdalifah, 2005).
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Puskesmas juga melaksanakan upaya-upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan tujuan tersebut diharapkan terwujud tujuan pembangunan kesehatan yaitu peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Sebagai upaya untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat, maka setiap kecamatan di Indonesia telah memiliki lebih dari satu Puskesmas, sekitar 40 % desa telah dilayani oleh sarana pelayanan kesehatan pemerintah. Pada tahun 2004 jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237 unit. Puskesmas pembantu sebanyak 21.267 unit, dan Puskesmas keliling sebanyak 6.392 unit. Dengan demikian setiap 100.000 penduduk Indonesia rata-rata sdilayani 3 atau 5 Puskesmas (Depkes, 2004).
Mekipun sarana pelayanan kesehatan dasar telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang oleh tiga Puskesmas pembantu, namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat, diperkirakan hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas pembantu (Depkes, 2004).
Di Sulawesi Selatan distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah merata. Pada tahun 2004 jumlah Puskesmas di Sulawesi Selatan tercatat sebanyak 343 dengan 999 Puskesmas pembantu dan jumlah Puskesmas keliling sebanyak 262 ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk dilayani 4 atau 5 Puskesmas dan setiap Puskesmas didukung oleh 2 atau 3 pustu (Dinkes, 2004).
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2007 diperoleh data bahwa persentase penduduk yang akses pada pelayanan kesehatan unrtuk rawat jalan satu bulan terakhir saat survey dilakukan dari masyarakat yang mengeluh sakit sebanyak 66,73% dan 33,37% pertolongan rawat inap. Sedangkan masyarakat yang berobat ke Puskesmas 28,5%, Mantri 20, 44%, Dokter praktek 17,95%, Pustu 17,57%, pos persalinan desa 6,59%, pengobatan tradisional 2,94%, posyandu 2,91%, poliklinik 2,10% dan 1,0% masyarakat lainnya memilih berobat sendiri. (Depkes, 2008).
Di Sulewesi Selatan jumlah kunjungan rawat jalan Puskesmas pada tahun 2008 sebanyak 5.234.402 dari jumlah penduduk 7.379.370 hal ini menunjukkan bahwa 70% masyarakat memanfaatkan pelayanan Puskesmas. (Dinkes, 2009).
Hal ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan angka rata-rata nasional, maka Sulawesi Selatan lebih tinggi angka pasien yang sakit sehingga kebutuhan akan pelayanan kesehatan juga cukup tinggi, namun kenyataannya pelayanan kesehatan masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain pengetahuan, sikap, tindakan, perilaku, jarak dan lain-lain (Amran Razak, 2002).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh fasilitas pelayanan.salah satu contoh dapat dilihat di daerah kawasan Indonesia timur dimanna sarana kesehatan yang mereka terima jauh dari memadai, sementara anggaran yang dicantumkan mencapai ratusan miliar rupiah tidak dimanfaatkan dengan baik. Hal ini karena pembelian peralatan kesehatan yang tidak bertanggung jawab, cepat rusak atau dibeli dari perusahaan yang tidak profesional (Sulastri, 2004).
Selain itu yang tak kalah pentingnya juga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sikap petugas kesehatan saat melayani pasien. Banyak pasien yang mengeluhkan pelayanan kurang ramah dari petugas kesehatan, pelayanan yang murah senyum dan memuaskan tampaknya hanya pada orang tertentu saja yaitu orang-orang berduit (Sudarwanto, 2004).
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Watampone menunjukan bahwa jumlah kunjungan puskesmas mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan 2009. Namun jumlah kunjungan Puskesmas Watampone yakni pada tahun 2008 sebanyak 28.562 dan tahun 2009 sebanyak 28.825. Namun hal ini belum berarti Puskesmas Watampone sudah memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Karena pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu faktor waktu, jarak, biaya, pengetahuan, fasilitas, kelancaran hubungan antara dokter dan pasien, kualitas pelayanan dan konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit.
Penelitian tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan ini sangat penting diketahui oleh kepala puskesmas, khususnya kepala puskesmas yang bertugas di lokasi penelitian agar menjadi masukan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di puskesmas.
Bertitik tolak dari apa yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk meneliti” Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Masyarakat di Puskesmas Watampone tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan jarak puskesmas dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat di Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010 ?
2. Apakah ada hubungan waktu tunggu dokter dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat di Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010 ?
3. Apakah ada hubungan ketersediaan fasilitas/sarana dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat di Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010 ?
4. Apakah ada hubungan sikap petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat di Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat di Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara jarak puskesmas dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010.
b. Untuk mengetahui hubungan antara waktu tunggu dokter dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010.
c. Untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan fasilita/sarana pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010.
d. Untuk mengetahui hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan informasi bagi instansi khusunya dinas kesehatan, masyarakat dan Puskesmas Watampone dalam rangka penyusunan program kesehatan
2. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan bacaan dan sumbangan ilmiah yang dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuannya
3. Manfaat Penelitian
Sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori tentang illmu kesehatan masyarakat
0 Response to "7. Tesis Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2010 "
Post a Comment