Kepala Suami Dipenggal, Istri Diginiin, Sang Anak Kirimkan Pesan Begini ke Presiden Jokowi
Keadilan memang harus selalu ditegakkan.
Walaupun, saat itu langit sudah runtuh.
Termasuk dalam sebuah kasus kejahatan yang sudah lama terjadi sekalipun, kejahatan akan selalu ditegakkan.
Para korban kejahatan akan selalu menuntut untuk ditegakkannya sebuah keadilan.
Itu seperti yang terjadi baru-baru ini.
Berdasarkan berita yang dilansir TribunJatim.com dari Tribun Pontianak, YA (22) berharap kasus mutilasi kedua orangtuanya, Suharso dan Armaniah segera diungkap.
Lantaran menurutnya kasus yang sangat mengemparkan masyarakat Ketapang kala itu masih misterius karena hingga kini belum terungkap.
Lantaran menurutnya kasus yang sangat mengemparkan masyarakat Ketapang kala itu masih misterius karena hingga kini belum terungkap.
Ia mengungkapkan kepala kedua orangtuanya itu ditemukan tergeletak di tegah Jalan Rahadi Usman, Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), 25 Agustus 2010 silam.
Menurutnya bahkan ia maupun pihak keluarganya belum pernah dihubungi pihak Kepolisian terkait perkembangan kasus itu.
Sehingga ia berinisiatif mengirim pesan melalui Facebook ke Presiden RI, Joko Widodo agar membantu mengungkapnya.
“Saya mengirim pesan melalui Facebook kepada Pak Presiden itu sengaja. Tujuannya agar Pak Presiden bisa tahu kejadian yang menimpa kedua orangtua saya. Harapan saya agar beliau peduli terhadap orang kecil seperti kami,” ungkapnya.
Ia melanjutkan postingan di Facebook-nya itu kemudian ditanggapi Kepolisian melalui Facebook Humas Polres Ketapang.
Melalui akunnya Polres Ketapang mengaku ada hambatan untuk mengungkap kasus mutilasi kepala kedua orangtuanya.
“Katanya dalam Facebook Humas Polres Ketapang itu ada hambatan di lapangan yakni buktinya masih sedikit. Polres Ketapang mengaku masih mencari bukti baru yang dapat mengarah kepada pelaku pembunuh orangtua saya,” ucapnya.
YA mengaku selama ini memang dirinya belum pernah berkomunikasi langsung sama aparat Kepolisian.
Terlebih saat awal kejadian karena dirinya masih berusia 15 tahun dan belum mengenal media sosial atau media massa.
“Makanya baru sekarang memberanikan diri menyampaikan harapan terkait peristiwa ini. Tapi saya hanya bisa menyampaikan melalui media sosial saja,” tuturnya.
Ia mengaku sebenarnya ingin mendatangi Polda, Polri bahkan Presiden.
Namun terkendala ekonomi karena untuk pergi tentu membutuhkan biaya cukup besar.
Kemudian ia juga masih trauma terhadap kejadian yang menimpa kedua orangtuanya.
“Apalagi saya tidak tahu di mana pelaku pembunuhan itu. Jadi bisa saja mereka mengintai dan menghabisi kami juga. Sebab itu saya takut berpergian jauh,” jelasnya.
Ditambahkannya pembunuhan kedua orangtuanya memang sangat misterius. Lantaran banyak kejanggalan seperti saat kejadian tidak ada satupun barang kedua orangtuanya hilang.
Sehingga kasus mutilasi kedua orangtuanya ini belum diketahui motifnya apa.
“Setelah itu ternyata kedua orangtuanya ditemukan sudah tidak bernyawa kondisi kepala terpisah dari tubuh. Kami sekeluarga rasanya tidak percaya kalau kedua orangtua saya meninggal dengan cara begitu,” tuturnya.
“Setahu saya keduanya tidak ada masalah sama orang lain. Bahkan kedua orangtua saya dikenal dan merupakan guru ngaji. Makanya kami ingin sekali mengetahui siapa pelaku dan apa motifnya sampai tega membunuh kedua orangtua saya,” tambahnya.
Saat dikonfirmasi Waka Polres Ketapang, Kompol Reza Simanjuntak mengarahkan agar menghubungi Kasat Reskrimnya, AKP Rully Robinson Polli.
Namun ketika dihubungi hingga berkali-kali Rully tak menjawab panggilan awak media.
Serta tak membalas pesan melalui handpone yang dirim wartawan.
Bukan Orang Sembarangan
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ibu Pertiwi, Chandra mengatakan kasus terparah di Ketapang adalah mutilasi di Ketapang 2010.
Bahkan korbannya merupakan pasangan suami istri yang dikenal masyarakat orang baik dan guru mengaji.
“Kalau kasus itu saya anggap terparah yang terjadi di Ketapang. Memang banyak juga kasus pembunuhan di Ketapang tapi tak seperti kejadian itu,” kata Chandra, Minggu (24/9/2017).
Menurutnya berdasarkan kabar dan melihat pada kondisi korban.
Menurutnya berdasarkan kabar dan melihat pada kondisi korban.
Pelaku benar-benar seorang profesional atau bukan orang sembarangan.
“Bahkan katanya sudah banyak orang pintar untuk melihatkan pelakunya tapi tetap tak bisa,” katanya.
Sebab itu menurutnya Kepolisian harus benar-benar maksimal jika ingin mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
Tentu tidak juga dengan cara biasa seperti mengungkap kasus-kasus pembunuhan lain yang pernah terjadi di Ketapang.
“Jadi kalau mau mengungkap tersebut tentu aparat harus kerja ekstra. Kalau caranya seperti mengungkap kasus pembunuhan biasa tentu saja tidak mudah. Kita juga berharap kasus ini secepatnya terungkap,” kata Chandra.
Sumber : tribunnews.com
Sumber : tribunnews.com
0 Response to "Kepala Suami Dipenggal, Istri Diginiin, Sang Anak Kirimkan Pesan Begini ke Presiden Jokowi"
Post a Comment