Ternyata Begini Pemuda Jepang Memperlakukan Orang Tua di KRL
Unik dan Menarik - Di kereta api, pemuda Jepang tidak mau memberikan tempat duduknya pada orang tua.
Jepang selalu menjadi sebuah topik yang seru untuk didiskusikan. Mengapa? Karena Jepang merupakan salah satu negara yang unik, mulai dari budaya, teknologi, sosial sampai hal hal yang berhubungan dengan anime dan manga. Hal lainnya yang bisa disebut sebagai hal yang keren misalnya origami. Sepele memang, tapi tentu Anda sering mendengar tentang origami, atau bahkan pernah membuat sebuah origami sederhana.
Saat ini Jepang memiliki 4 jenis alat transportasi lokal yang wajib diketahui. Transportasi tersebut adalah Kereta lokal, Bus, Shinkansen, dan Taksi. Untuk Kereta dan Shinkansen sendiri sebenarnya sangat berbeda jauh. Karena untuk kereta lokal jenisnya sama seperti KRL - Commuterline Jabodetabek. Sedangkan Shinkansen merupakan jenis kereta tercepat Jepang untuk antar kota.
Di dalam KRL |
Jika Anda pernah berkunjung ke Jepang, Anda pasti akan kagum terhadap keramahan orang Jepang. Namun, mungkin pandangan Anda terhadap orang Jepang akan sedikit berubah setelah Anda menaiki transportasi publik, terutama di ibukota seperti Tokyo. Ya, Jepang selain sangat terkenal karena disiplin yang tinggi, Jepang merupakan negara dengan jumlah pengguna transportasi umum yang sangat padat.
Di transportasi umum yang paling terkenal adalah kereta api. Akan ada beberapa kesempatan dimana Anda akan melihat anak muda duduk di kursi disaat orang yang lanjut usia berdiri. Tentu saja Anda akan terheran-heran, “Kenapa orang Jepang yang terkenal ramah itu tidak mau memberikan tempat duduk mereka terhadap orang yang lebih tua?”
Di banyak negara, menghormati dan memberikan prioritas terhadap orang tua termasuk dalam tata krama untuk orang yang lebih muda. Hal ini bahkan sudah sangat lumrah dilakukan di Indonesia.Tapi hal ini tidak berlaku di Jepang. Apakah pemuda Jepang adalah pemuda yang tidak sopan? Atau mungkin rasa menghormati pada yang tua sudah mulai luntur? Jawabannya, tidak.
Orang Jepang yang sudah berusia lanjut akan merasa sangat marah dan terhina jika dianggap sudah tua, walaupun pada kenyatannya memang mereka tua. Namun ternyata, mereka tidak mau dianggap “merepotkan”. Jadi kalau Anda ingin sekali memberikan mereka tempat duduk, hal yang paling baik adalah berpura - puralah ingin turun dari kereta di pemberhentian selanjutnya. Berdiri dan berjalan ke tempat pintu keluar, atau pergi ke gerbong selanjutnya. Jika mereka melihat kursi kosong dan ingin duduk, mereka pasti akan duduk.
Kereta rel listrik JR East seri 205
Kereta rel listrik JR East seri 205 adalah KRL yang diperkenalkan tahun 1985 oleh Japanese National Railway (JNR) dan pasca privatisasi, KRL JR 205 ini dioperasikan oleh East Japan Railway Company dan West Japan Railway Company. KRL ini beroperasi di berbagai jalur yang ada di Jepang dan kini beroperasi di lintas Commuter Jabodetabek.
Gambar: id.wikipedia |
KRL ini beroperasi di Jepang sejak 1985 hingga saat ini, diawali dengan dinasannya di jalur-jalur utama seperti Yamanote, Keihin-Tohoku, Chuo-Sobu, Saikyo, dan Yokohama, hingga beralih ke jalur utama yang tidak sepadat jalur tersebut seperti Nambu, Keiyo, dan Musashino untuk di wilayah operasional JR East, dan di jalur Tokaido, Hanwa, dan Nara untuk di wilayah operasional JR West. Seiring waktu, KRL ini dialihkan ke jalur-jalur cabang, maupun dijual ke Indonesia atau operator lain di Jepang, yaitu Fujikyu Railway. Harga KRL ini yang diimpor ke Indonesia adalah Rp 1 miliar/unit, dan dijual dalam beberapa rangkaian. Pada umumnya rangkaian yang beroperasi di Jepang dan didatangkan ke Indonesia terdiri dari 6, 8, atau 10 unit kereta.
KRL seri 205 ini pertama kali didatangkan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (sekarang PT Kereta Commuter Indonesia) pada akhir tahun 2013 dan direncanakan akan berlanjut hingga tahun 2020. Dengan jumlahnya yang banyak, KRL ini dapat merajai lintas Jabodetabek, dan kini seluruh lintas Jabodetabek pernah dilalui oleh KRL seri 205. KRL ini berteknologi resistor control (rheostat) dan VVVF-IGBT, dan karena sebagian besar KRL ini berteknologi rheostat, maka seluruh lintas di Jabodetabek juga dapat dilalui dengan mudah.
0 Response to "Ternyata Begini Pemuda Jepang Memperlakukan Orang Tua di KRL"
Post a Comment