Analisa Kasus

Skenario 1

Untuk skenario satu diasumsikan hal sebagai berikut:

· Penjualan tiap bulan adalah sama yaitu, 15,60 (187,20 dibagi 12 bulan)

· Kenaikan aktiva tetap dibagi rata menjadi 12 bulan, sebaagai berikut:

JENIS AKTIVA 19X1 19X2 KENAIKAN

Tanah / bangunan 50,00 56,00 15,00

Mesin-mesin 125,00 162,00 37,50

Kenaikan tanah / bangunan per bulan = 15,00 / 12 = 1,25

Kenaikan mesin-mesin per bulan = 37,50 / 12 = 3,13

Dengan asumsi seperti diatas kita dapat melakukan proyeksi sebagai berikut:

PT. SEDERHANA

PROYEKSI CASHFLOW TAHUN 19X2

Keterangan:

SALDO AWAL KAS

· Saldo awal kas dibulan januari 19X2 sebesar 5,00 diperoleh dari neraca per 31 Desember 19X1. kita tahu bahwa neraca akhir tahun sama dengan neraca awal tahun berikutnya. Di akhir tahun 19X1. PT SEDERHANA memiliki uang tunai 5,00. itu berarti diawal tahun 19X2 mereka memiliki jumlah uang yang sama.

PENERIMAAN KAS

· Piutang tertagih bulan januari 19X2 adalah sisa piutang dagang ditahun 19X1 yang jatuh tempo. Di asumsi kita telah menetapkan bahwa piutang dagang sebesar 36,00 akan jatuh tempo januari-maret 19X2 masing-masing sebesar 12,00

· Sejak januari 19X2, penjualan per bulan adalah 15,60. penjualan bulan januari akan tertagih pada bulan april. Karena PT. SEDERHANA memberikan kredit selama 3 bulan. Hal ini telah ditentukan diasumsi yang diambil dari hasil perhitungan perputaran piutang dagang ditahun 19X1. dengan demikian piutang tertagih dibulan april adalah 15,60.

· Dengan demikian penjualan bulan februari akan diterima dibulan mei, penjualan bulan maret akan diterima dibulan juni dan seterusnya.

· Di akhir tahun 19X2, sisa piutang dagang yang belum tertagih adalah dari hasil penjualan bulan oktober, november, dan desember. Karena penjualan tiap bulan adalah 15,60, sisa piutang dagang diakhir 19X2 adalah sebesar 3 X15,60. Angka ini akan muncul di neraca per 31 desember 19X2.

TOTAL KAS TERSEDIA

· Total kas tersedia = saldo kas awal + penerimaan kas

· Untuk bulan januari total kas tersedia =5,00 + 12,00 = 17,00

PENGELUARAN KAS

· Pembayaran utang dagang untuk bulan januari dan februari sebesar 9,60 merupakan pembayaran sisa utang dagang tahun 19X1 yang jatuh tempo. diasumsi telah disebut bahwa sisa utang dagang tahun 19X1 sebesar 19,20 akan jatuh tempo dibulan januari dan februari masing-masing sebesar 9,60.

· Pada saat akan mengadakan penjualan dibulan januari 19X2, PT SEDERHANA melakukan pembelian sebesar 12,48 yaitu penjualan x harga pokok (15,60 x 80%) pembelian yang dilakukan pada bulan januari akan jatuh tempo pada bulan maret karena PT SEDERHANA memperoleh kredit pembelian selama 2 bulan dari supliernya. Dengan demikian utang dagang dibulan januari akan jatuh tempo dibulan maret. Pembelian di bulan februari akan jatuh tempo di bulan april, dan seterusnya.

· Biaya operasional diketahui sebesar 5 % dari penjualan, dan merupakan biaya tunai. Dengan demikian, biaya operasional perbulan yang harus dikeluarkan oleh PT. SEDERHANA adalah sebesar 5% x penjualan = 5% X 15,60 = 0,78.

· Pembelian tanah / bangunan diasumsikan dilakukan secara bertahap setiap bulan dengan jumlah yang sama. Dengan demikian setiap bulan terjadi pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap untuk jumlah yang sama.

· Demikian juga halnya dengan mesin-mesin, pembelian dilakukan secara bertahap selama 12 bulan dengan jumlah yang sama.

· Pembayaran pajak sebesar 5,00 adalah utang pajak tahun 19X1 yang angkanya diperoleh dari neraca per 31 desember 19X1. diasumsikan bahwa pembayaran pajak tersebut dilakukan dibulan januari 19X2.

· Dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran tersebut diperoleh bahwa untuk bulan januari 19X2, total kas keluar adalah sebesar 19.76, bulan februari adalah 14,76, dan seterusnya.

KAS SURPLUS ( Devisit)

· Kas surplus (devisit) sama dengan total kas tersedia – pengeluaran kas.

· Untuk bulan januari 19X2 , kas surplus = 17,00 – 19,76 = (2,75), atau dalam bahasa verbal disebut bahwa bulan januari, PT SEDERHANA devisit sebesar 2,75. cash inflow perusahaan lebih kecil dari pada cash outflow yang dilakukan.

· Untuk bulan februari, kas surplus = 18,50 -14,75 = 3,75, atau dikatakan bahwa terjadi surplus sebesar 3,75 demikian seterusnya.

SALDO KAS MINIMUM

· Telah disebut asumsi, bahwa untuk menjalankan bisnisnya dengan lancar, PT SEDERHANA harus memiliki saldo kas minimum sebesar 6,50.

PINJAMAN BANK

· Diasumsikan bahwa kekurangan dana akan dipenuhi oleh pinjaman dari bank. Ini adalah salah satu bagian yang harus diperhatikan oleh account officer karena inilah tujuan penyusunan cash flow.

· Perhatikan bahwa pada bulan januari, PT SEDERHANA mengalami devisit kas sebesar 2,75, dan saldo kas minimum yang harus dipelihara adalah 6,50. dengan demikian, total kebutuhan dana untuk bulan januari adalah sebesar 2,75 + 6,50 =9,25.

· Untuk bulan februari, PT SEDERHANA mengalami surplus sebesar 3,75. tetapi karena saldo kas minimum yang dibutuhkan adalah 6,50 pada bulan februari ini mereka membutuhkan dana tambahan sebesar 6,50 – 3,75 = 2,75.

· Demikian seterusnya kita dapat menghitung jumlah kebutuhan dana tambahan PT SEDERHANA.

SALDO AKHIR

· Saldo akhir menunjukkan posisi uang tunai yang dimiliki diakhir bulan tertentu. Karena tiap bulan terjadi droping dana dari bank dimana dalam pencairan dana bank yang menjadi patokan adalah saldo kas minimum, maka saldo akhir untuk kasus ini selalu adalah sama dengan saldo kas minimum.

· Saldo kas akhir akan menjadi saldo kas awal untuk bulan berikutnya. Jadi, saldo kas awal bulan februari sama dengan saldo akhir januari, saldo kas awal bulan maret sama dengan saldo akhir februari, dan seterusnya.

AKUMULASI PINJAMAN BANK

· Akumulasi pinjaman bank menunjukkan besar pemakaian dana bank secara total dari waktu ke waktu.

· Dari neraca per 31 desember 19X1 diketahui bahwa PT SEDERHANA tidak memiliki pinjaman pada bank, sehingga akumulasi pinjaman bank untuk bulan januari 19X2 adalah sama dengan tambahan pinjaman bank yang dicairkan dibulan januari, yaitu 9,25.

· Akumulasi pinjaman bank untuk bulan berikutnya dihitung dari akumulasi pinjaman bank bulan sebelumnya + pencairan dana bank bulan yang bersangkutan.

· Untuk bulan februari akumulasi pinjaman bank = 9,25 + 2,75 = 12,01. akumulasi pinjaman bank untuk maret = 12,01 + 5,64. demikian seterusnya.

· Akumulasi pinjaman bank diakhir desember sebesar 35,96 ini masuk ke neraca per 31 desember 19X2. perhatikan bahwa dari neraca pro-forma yang disusun, pinjaman bank adalah sebesar 36,66, atau selisih 0,70. itu hanya masalah pembulatan angka saja, tidak menyuguhkan angka yang signifikan.

Dari proyeksi cashflow yang telah dilakukan diatas, kita dapat menentukan hal-hal berikut:

· Plafon pinjaman yang dibutuhkan adalah 35,96, yaitu akumulasi pinjaman bank yang terbesar dalam hal ini terjadi diakhir tahun.

· Kita dapat mengetahui kapan dana tersebut dibutuhkan, yaitu 9,25 dibulan januari, 2,75 dibulan februari, 5,64 dibulan maret dan seterusnya.

Dalam skenario ini, hasil yang diperoleh dari perhitungan cashflow adalah sama dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan metode persentase dari penjualan.

0 Response to "Analisa Kasus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel