Iman kepada para Rasul Allah. oleh: Hasnawati


BAB II
PEMBAHASAN
A.            A.        Pengertian Nabi dan Rasul
         Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba. Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu). Sedangkan kata rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau memberi arahan.
Definisi secara syar’i yang masyhur, nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya. Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi ini memiliki kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan Allah ke bumi kecuali untuk disampaikan, dan jika Nabi tidak menyampaikan maka termasuk menyembunyikan wahyu Allah. Kelemahan lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Artinya: Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang nabi dengan sekelompok orang banyak, dan nabi bersama satu dua orang dan nabi tidak bersama seorang pun.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga menyampaikan wahyu kepada umatnya. Ulama lain menyatakan bahwa ketika Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu bukan berarti Nabi tidak boleh menyampaikan wahyu. Wallahu’alam. Perbedaan yang lebih jelas antara nabi dan rasul adalah seorang rasul mendapatkan syariat baru, sedangkan nabi diutus untuk mempertahankan syariat sebelumnya.
B.       Iman kepada para Rasul Allah
Beriaman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
            Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak. "Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad).
Berdasarkan hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah yang wajib kita ketahui, yaitu:
1.Nabi
Adam AS. 
2. Nabi Idris AS. 
3. Nabi Nuh AS. 
4. Nabi Hud AS. 
5. Nabi Shaleh AS.
6. Nabi Ibrahim AS. 
7. Nabi Luth AS. 
8. Nabi Ismail AS. 
9. Nabi Ishak AS. 
10. Nabi Ya’qub AS. 
11. Nabi Yusuf AS.
12. Nabi Ayyub AS.
13. Nabi Dzulkifli AS. 
14. Nabi Syu’aib AS.
15. Nabi Yunus AS. 
16. Nabi Musa AS. 
17. Nabi Harun AS. 
18. Nabi Dawud AS.
19. Nabi Sulaiman AS.
20. Nabi Ilyas AS. 
21. Nabi Ilyasa AS. 
22. Nabi Zakaria AS.
23. Nabi Yahya AS. 
24. Nabi Isa AS. 
25. Nabi Muhammad SAW.
         Di antara kedua puluh lima nabi rasul tersebut, ada yang disebut Ulul Azmi, yang artinya rasul-rasul mempunyai keteguhan hati yang tak pernah tergoyah  dan mempunyai ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang tak ada batasnya . nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi adalah:
1.      Nabi Nuh a.s
2.      Nabi Ibrahim a.s
3.      Nabi  Musa a.s
4.      Nabi isa a.s
5.      Nabi  Muhammad SAW
Allah SWT. Mewajibkan atas setiap orang yang beriman supaya beriman kepada semua rasul yang diutus-nya tanpa membeda-bedakan antara satu rasul dan rasul lainnya.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. 2 : 136) 
C.      Siafat-siafat Rasul Allah
Seorang rasul Allah merupakan manusia pilihan yang istimewa dengan fitrah dan kepribadian serta sifat-sifatnya yang khas. Salah satu sifat rasul adalah maksum, yaitu terpelihara dari dosa. Sebab ucapan dan tindakan seorang rasul selalu dibimbing oleh Allah swt.. Rasul juga seorang manusia biasa yang memiliki kesamaan dengan manusia lain pada umumnya. Secara umum, sifat-sifat rasul Allah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sifat wajib, mustahil, dan jaiz.

1.        Sifat Wajib
Sifat wajib bagi rasul adalah sifat yang harus dan wajib dimiliki oleh para rasul. Sifat-sifat wajib ini adalah:
a.       Siddiq, artinya benar atau jujur. Segala sesuatu yang diterima oleh rasul dari Allah wajib dikatakan dengan benar dan jujur.
b.      Amanah, artinya dapat dipercaya. Seorang rasul harus dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh Allah swt. sama seperti aslinya, tanpa ditambah atau dikurangi.
c.       Tablig, artinya menyampaikan. Maksudnya menyampaikan semua wahyu yang diterima dari Allah walaupun mereka menghadapi halangan dan rintangan yang berat
d.      Fatanah, artinya cerdik dan bijaksana. Seorang rasul haruslah cerdik, karena hanya orang cerdik yang dapat memimpin dan membimbing umat.


BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, kekhusussan Rislah Nabi Muhammad SAW :
1.    Khotama Al Anbiya (Nabi penutup)
2.    Nasikhu Ar Risalah (penghapus risalah
3.    Nasikhu Ar Risalah (penghapus risalah
4.    Mukammilu Ar Risalah (penyempurna risalah)
5.    Kaafatalinnaas (untuk seluruh manusia)
6.    Rahmatul Alamin (rahmat bagi alam semesta)
7.    Risalatul Islam
8.    Ad dakwah
Beriman kepada rasul-rasul Allah akan memberikan hikmah yang besar bagi kita antara lain :
1.      Mengetahuai betapa besarnya kasih-sayang Allah kepada hambanya sehingga diutus beberapa nabi untuk membimbing dan memberi petunjuk untuk kebahagiaan manusia baik didunia maupun akhirat.
2.      Kita selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena mengutus nabi sebagai pembimbing keselamatan kita, itu adalah nikmat yang paling besar.
3.      Melahirkan rasa cinta dan ta’zhim kepada rasul, karena mereka berhasil mengembang agama dari Allah SWT, walaupun dihalau oleh beberapa tantangan dan tantangan, namun risalah tersebut tetap tersebar hingga saat ini.
Siafat-siafat Rasul Allah
e.       Siddiq
f.       Amanah
g.      Tablig
h.      Fatanah


DAFTAR PUSTAKA

DR. Rosihan Anwar, M.Ag. Akidah Akhlak, pustaka setia. Bandung, 2008.

0 Response to "Iman kepada para Rasul Allah. oleh: Hasnawati"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel