Sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadis. oleh: Hasnawati
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN HADITS PADA MASA RASULULLAH SAW DAN KHULAFAUR RASYIDIN
A. Pada Masa Rasulullah saw
Masa ini dikenal dengan masa wahyu dan pembentukan hukum serta dasar-dasarnya, dimulai dari permulaan Nabi diangkat rasulullah hingga wafatnya pada tahun 11 H (mulai dari 13 tahun sebelum hijriah sampai 11 H) perkembangan hadits pada masa ini ditandai dengan cirri-ciri sebagai berikut :
Para sahabat menerima dan memperoleh hadits dengan cara berhubungan langsung dengan Nabi untuk menanyakan berbagai masalah atau mengetahui perbuatan dan amlannya yang perlu dicontoh. Para sahabat tidak sederajat dalam mengetahui keadaan rasulullah saw karena berbeda tempat tinggalnya, kegiatan sehari-hari, (ada yang sering bepergian, ada yang sering beribadah dimasjid, dan lain-lain), sedang nabi pun tidak selalu secara rutin mengadakan ceramah terbuka untuk menyampaikan berita. Para sahabat yang banyak menerima pelajaran beliau adalah :
1. Yang terdahulu masuk islam (As-sabiqunal awwalun) seperti khalifah empat, Abdullah bin mas’ud.
2. Yang selalu berada disamping nabi dan bersungguh-sungguh menghafal hadits (seperti Abu hurairah), atau yang mencatat hadist (seperti Abdullah bin Amr bin Ash).
3. Yang lama hidupnya sesudah nabi, karena dapat menerima hadist dari sesama sahabat, seperti Anas bin malik dan Abdullah bin Abbas.
4. Yang erat hubungannya dengan nabi, yaitu ummul mu’minin, seperti siti aisyah dan ummu salamah.
Hadist atau sunnah nabi tidak ditulis seperti Al-Qur’an, karena ada larangan nabi saw, yang khawatir andaikan campur dengan Al-Qur’an, disamping umumnya para sahabat mengandalkan pada kekuatan hafalan, dan juga karena kekurangan tenaga penulis dikalangan mereka. Namun demkian ada juga sahabat yang menulisnya tidak secara resmi, melainkan atas inisiatif sendiri seperti yang dilakukan oleh Abdullah bin amr bin ash dalam sebuah shahiffah yang diberi nama Ash – shadiqah. Setelah Al-Qur’an dibukukan ditulis dengan sempurna serta lengkap pula turunnya, barulah izin penulisan hadist pun dikeluarkan.
B. Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Masa ini disebut masa periwayatan hadits secara terbatas (12-40 H). Para sahabat menyampaikan amanat sedikit demi sedikit menyampikan hadits kepada orang lain setelah nabi saw wafat. Hal tersebut dilakukan mereka dengan penuh kehati-hatian karena takut berbuat salah. Sabda nabi saw :
Ketahuilah ! Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang ghaib (tidak hadir) diantaramu. (diriwayatkan ibnu Abdil bari dari abu bakrah).
ampaikanlah daripadaku walaupun hanya satu ayat (maksudnya satu hadist). Riwayat bukhari dari Abdullah bin Amr bin Ash.
Periwayatan yang dilakukan para sahabat yang pergi kekota-kota lain, dilakukan mereka dengan menyampaikan hadits kepada para sahabat lain dan tabi’in dengan sangat dibatasi dan sekedar keperluan, tidak bersifat pelajaran. Terutama pada masa Abu bakar dan Umar lebih sangat berhati-hati karena ingin menjaga jangan sampai terjadi pendustaan dalam mentabligkannya yang diancam dosa besar. Sabda nabi saw :
Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempatnya disediakan di neraka. (riwayat jama’ah perawi hadist)
Para sahabat disamping terbatas dalam meriwayatkan hadist, juga sangat berhati-hati dalam menerima sesama sahabat dengan memperhatikan rawi/periwayat dan marwi (hadits yang diriwayatkan), tidak memperbanyak menerima hadits atau meriwayatkannya.
Baru pada masa khalifah Ustman dan Ali bin abi thalib dimulai pengembangan hadits dan periwayatannya, mereka meriwayatkan hadits dengan dua cara, yaitu:
1) Dengan lafazd asli seperti diterima dari nabi
2) Dengan maknanya, walupun lafzdnya lain, karena yang penting adalah menyampaikan maksud isinya.
DAFTAR PUSTAKA
Riyadush Shalihin, Al Imam Al Muhaddits Al Hafidz Muhyiddin Abi Zakaria Yahya Bin Syarafin Nawawi, Mustofa Muhammad Imarah, Isa Al Baby Al Halaby Wasyarakahu, Kairo 1960 M/ 1380 H.
Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Prof. Tm Hasibi Ash Shiddieqy, Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan Ketiga, 1996.
0 Response to "Sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadis. oleh: Hasnawati "
Post a Comment